Efek Pemberian Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Pada Kelinci (Oryctolagus Cunicullus)
DOI:
https://doi.org/10.55181/ijms.v9i1.348Kata Kunci:
Luka Bakar, Ekstrak Etanol, Daun Alpukat, Persea americana Mill, Oryctolagus cuniculusAbstrak
Luka bakar adalah cedera yang disebabkan oleh kontak langsung tubuh dengan benda-benda yang panas atau kena api. Luka bakar tidak hanya mengakibatkan kerusakan kulit, tetapi juga dapat mempengaruhi sistem tubuh. Daun alpukat (Persea americana Mill) merupakan salah satu tanaman obat yang diketahui mengandung senyawa-senyawa yang berperan dalam penyembuhan luka seperti flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak etanol daun alpukat berpengaruh terhadap terhadap penyembuhan luka bakar pada kelinci. Ekstrak daun alpukat dibuat dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Uji penyembuhan luka pada kelinci yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol positif yang diberikan salep levertan, kontrol negatif diberikan vaselin kuning, dan 3 kelompok uji yang diberikan ekstrak etanol daun alpukat dengan konsentrasi 5%, 10% dan 20%. Pembuatan luka bakar menggunakan plat besi yang dipanaskan kemudian diberikan pada punggung kelinci masing-masing kelinci 5 perlakuan. Kelinci diamati tiap hari selama satu minggu dengan analisis statistik uji One Way ANOVA. Ekstrak etanol daun alpukat konsentrasi 5%,10% dan 20% memiliki pengaruh penyembuhan masing-masing sebesar 5% (11, 27±0,16)%, 10% (12,62±0,14)%, dan 20% (19,86±0,14)%, yang berarti ekstrak etanol daun alpukat memiliki hasil positif terhadap penyembuhan luka pada kelinci. Ekstrak etanol daun alpukat dapat digunakan sebagai penyembuhan luka bakar pada kelinci.Referensi
Anggorowati, D.A. 2016. Fraksi dau alpukat (Persea Americana Mill) sebagai minuman the herbal yang kaya antioksidan. Inovatif Industri. 6(1):1-7
Dirjen POM. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
_________. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
_________. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (1) Jilid 11. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Harborne, J.B. 2006. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis. Tumbuhan ed 4. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata & Iwang Soediro. ITB. Bandung
Kumar, A.; Lingadurai, S.; Jain, A.; Barman, N. R., 2010. Erythrina variegata Linn: A review on morphology, phytochemistry, and pharmacological aspects. Pharmacognosy Review, 4 (8): 147-152
Morison, M.J. 2004. Manajemen Luka. Diterjemahkan oleh Tyasmono. EGC. Jakarta
Mutschler, 1986. Dinamika Obat. Diterjemahkan oleh Widianto,M.Bdan Ranti, E.S., edisi V, Penerbit ITB, Bandung.
Pearce, E.C. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic. PT. Gramedia. Jakarta.
Robinson, T.. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi VI, Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. ITB. Bandung
Soni, H and Singhai AK. 2021. A recent update of botanisals for wound healing activity. Int. Res. J. of Pharmacy. 3(7): 1-7
Sudradjat, A dan Setiawan, A. 2016. Daya hambat rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. J. Sains. 7(13): 1-9
Wijaya, I. 2020. Potensi Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Sebagai Antibakteri. J. Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. 9(2): 695-701
Yunikasari, D.W. dan Murdiyah, S. 2016. Uji Daya Hambat ekstrak etanol Daun Alpukat (Persea Americana Mill) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Prosiding 106-112
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2022 Wahyu Tri Pamungkas, Siwi Hastuti, Sri Saptuti Wahyuningsih
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.