Formulasi Bentuk Sediaan Krim Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle Linn) Hasil Isolasi Metode Maserasi Etanol 90%
Abstrak
ABSTRACT: Also called betel leaf (Piper betle Linn.) Is an Indonesian native plants that grow vines or leaning on other plants. Srih leaves contain many beneficial substances, saponins, flavonoids, tannins and essential oils contained in essential oils. These herbs are generally used to treat nose bleeds, acne, cough, sore cavities. To be more practical use in the treatment of the betel leaf extract is made in cream.        Cream has several advantages such as easy to spread evenly, practical, easy to clean or wash,how work progresses on the local network, not sticky, and can provide a sense of cool.           This type of researchisnon-experimental studies conducted laboratory by maceration method for penyarian. The yield obtained from the maceration extractionis 2.19% w/w. organoleptic of the preparation cream is yellow ish green, smell the scent of jasmine, test the acidic pH 5, the homogeneity test cream evenly dispersed and noparticles are left behind so that the cream said to be homogeneous, ie cream type M/A, spread cream no-load power after replication performed three times was 7,6 cm², the power spread cream 0.5 grams and 50 grams plus expenses after replication three times is 10,07 cm², and a power spread of cream 0.5 grams to100 grams plus expenses after replication three times is 15,01 cm², the adhesion of the preparation of cream replicated three times were 5,4 seconds, and to test the protective power is that it can provide pretty good protection. ABSTRAKSI: Daun sirih atau disebut juga (Piper Betle Linn.) merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada tanaman lain. Daun Sirih mengandung banyak zat-zat yang bermanfaat, saponin, flavonoid, tanin dan minyak atsiri terkandung dalam minyak atsiri.Tumbuhan ini pada umumnya digunakan untuk mengobati hidung berdarah, jerawat, batuk, sakit gigi berlubang. Agar penggunaan dalam pengobatan lebih praktis maka ekstrak daun sirih dibuat dalam sediaan krim.Krim memiliki beberapa kelebihan seperti mudah menyebar rata, praktis, mudah dibersihkan atau dicuci, cara kerja berlangsung pada jaringan setempat, tidak lengket, dan dapat memberikan rasa dingin.           Jenis penelitian ini merupakan penelitian non experimental yang dilakukan dilaboratorium dengan metode maserasi untuk penyarian. Rendemen yang diperoleh dari hasil ekstraksi dengan maserasi adalah 3,54% b/b. Organoleptis dari sediaan cream adalah berwarna hijau kehitaman, bau aroma melati, uji pH 6 yaitu bersifat asam, uji homogenitas yaitu cream terdispersi merata dan tidak ada partikel yang tertinggal sehingga cream dikatakan homogen, tipe cream yaitu M/A, daya sebar cream tanpa beban setelah dilakukan replikasi sebanyak tiga kali adalah 7,6 cm², daya sebar cream 0,5 gram dan ditambah beban 50 gram setelah dilakukan replikasi sebanyak tiga kali adalah 10,57 cm², dan daya sebar dari cream 0,5 gram dengan ditambah beban 100 gram setelah melakukan replikasi sebanyak tiga kali adalah 15,01 cm², daya lekat dari sediaan cream dari hasil replikasi sebanyak tiga kali adalah 5,4 detik, dan untuk uji daya proteksi adalah tidak memberikan proteksi yang cukup baik.ÂReferensi
[1] Ansel, C. Howard. 1986. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat. Jakarta: UI–Press.
[2] Anief, M. 1997. Farmasetika.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
[3] Direktorat Jendral Badan Pengawasan Obat dan Makanan 1979. Farmakope Indonesia Edisi 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[4] Direktorat Jendral Badan Pengawasan Obat dan Makanan 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[5] Direktorat Jendral Badan Pengawasan Obat dan Makanan 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[6] Direktorat Jendral Badan Pengawasan Obat dan Makanan 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[7] Direktorat Jendral Badan Pengawasan Obat dan Makanan 1977. Materia Medika Indonesia jilid I. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[8] Direktorat Jendral Badan Pengawasan Obat dan Makanan 1980. Materia Medika Indonesia jilid IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[9] Direktorat Jendral Badan Pengawasan Obat dan Makanan 2000. Inventaris tanaman Obat Indonesia (1) Jilid I. Jakarta. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia.
[10] Harbrone. JB, 1987. Metode Fitokimia :Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Terbitan Kedua, ITB : Bandung Kim Nio, Ocy.,1989. Zat-zat toksik yang secara alamiah ada pada tumbuhan nabati. Cermin Dunia Kedokteran, No.58.
[11] tfun, N dan Karyajit. D, Sanker. 2008. Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi Kimia Organik Alam dan Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[12] Markham. R. 1988. Cara Mengidentifikasi Senyawa Flavonoid, Bandung : ITB.
[13] Syamsuni. HA. 2007. Ilmu Resep. Jakarta: ECG.
[14] Voigt.R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
[2] Anief, M. 1997. Farmasetika.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
[3] Direktorat Jendral Badan Pengawasan Obat dan Makanan 1979. Farmakope Indonesia Edisi 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[4] Direktorat Jendral Badan Pengawasan Obat dan Makanan 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[5] Direktorat Jendral Badan Pengawasan Obat dan Makanan 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[6] Direktorat Jendral Badan Pengawasan Obat dan Makanan 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[7] Direktorat Jendral Badan Pengawasan Obat dan Makanan 1977. Materia Medika Indonesia jilid I. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[8] Direktorat Jendral Badan Pengawasan Obat dan Makanan 1980. Materia Medika Indonesia jilid IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[9] Direktorat Jendral Badan Pengawasan Obat dan Makanan 2000. Inventaris tanaman Obat Indonesia (1) Jilid I. Jakarta. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia.
[10] Harbrone. JB, 1987. Metode Fitokimia :Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Terbitan Kedua, ITB : Bandung Kim Nio, Ocy.,1989. Zat-zat toksik yang secara alamiah ada pada tumbuhan nabati. Cermin Dunia Kedokteran, No.58.
[11] tfun, N dan Karyajit. D, Sanker. 2008. Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi Kimia Organik Alam dan Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[12] Markham. R. 1988. Cara Mengidentifikasi Senyawa Flavonoid, Bandung : ITB.
[13] Syamsuni. HA. 2007. Ilmu Resep. Jakarta: ECG.
[14] Voigt.R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Unduhan
Diterbitkan
2013-04-06
Cara Mengutip
Dwi Atmoko, A. dan Parmadi, A. (2013) “Formulasi Bentuk Sediaan Krim Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle Linn) Hasil Isolasi Metode Maserasi Etanol 90%”, Indonesian Journal on Medical Science, 1(2). Tersedia pada: http://ejournal.poltekkesbhaktimulia.ac.id/index.php/ijms/article/view/26 (Diakses: 24 Januari 2025).
Terbitan
Bagian
Artikel