Hubungan Aktivitas Fisik dan Obesitas terhadap Peak Expiratory Flow pada Siswa SMAN 1 Candiroto Temanggung Jawa Tengah
Abstract
Abstract: Obesity is a world health problem caused by abnormalities or diseases by the accumulation of fat tissue in an excessive body. The maximum expiratory velocity of a person can achieve in liters per minute (L / min) or liters per second (L / sec). Body Mass Index (BMI) affects maximum expiratory velocity. A person with BMI 18.5-24.9 (normal category) has low vital pulmonary capacity compare to a person with BMI >25 (obesity category) who has vital lung capacity. Research aim was to determine the relationship between obesity and maximum expiratory velocity among students in SMA Negeri 1 Candiroto Temanggung. The study was conducted on 66 respondents aged 15-18 years. Research measurement for maximum expiratory velocity used spirometer while body mass index used weight divide to height (meters). Result showed there was a positive relationship between body mass index and maximum expiratory velocity. Majority respondents showed body mass index and maximum expiratory velocity results above average. Conclusion was daily routine physical activity affects body mass index and maximum expiratory velocity. Vital capacity of the lungs of obesity people who did daily routine physical activity had better than who did not do daily routine physical activity. Daily routine physical activity takes effect of body mass index, maximum expiratory velocity and keep healthy body.Keywords: body mass index, cardio respiration, physical activity, obesity, maximum expiratory velocity Abstrak: Obesitas merupakan masalah kesehatan dunia disebabkan suatu kelainan atau penyakit ditandaii oleh penimbunan jaringan lemak di tubuh secara berlebihan. PEF adalah kecepatan arus puncak ekspirasi maksimal yang bisa dicapai oleh seseorang, dinyatakan dalam  liter per menit (L/menit) atau liter per detik (L/detik). IMT sangat berpengaruh pada PEF dikarenakan IMT yang >25 kategori obesitas akan memiliki kapasitas vital paru-paru yang sangat rendah dibandingan yang memiliki IMT 18,5-24,9 kategori normal yang memiliki kapasitas vital paru-paru yang besar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan obesitas terhadap PEF pada siswa di SMA Negeri 1 Candiroto Temanggung. Penelitian dilakukan pada 66 partisipan siswa SMA Negeri 1 Candiroto Temanggung usia 15–18 tahun, hasil dari IMT dengan presentase BB/ TB2 (m) yang hasilnya >25 dan pengukuran PEF dengan spirometer. Peningkatan IMT dengan peningkatan fungsi paru pada pemeriksaan spirometri bahwa IMT menunjukan hubungan yang positif dengan PEF. Hasil grafik dilihat dari beberapa sampel yang IMT dan PEF tinggi diatas rata-rata. Kesimpulannya aktivitas fisik dengan rutin memengaruhi IMT dan PEF dikarenakan hasil kapasitas vital orang obesitas yang rutin melakukan aktivitas fisik akan lebih baik dibandingan yang tidak melakukan aktivitas fisik sama sekali. Rutin melakukan aktivitas fisik berpengaruh pada IMT, PEF dan menjaga tubuh tetap sehat, terjauh dari penyakitKata kunci : Aktivitas fisik, IMT, Kardiorespirasi, Obesitas, PEF.References
Goi, M. Korelasi Asupan Zat Gizi Makro, Zat Gizi Mikro, dan Aktifitas Fisik dengan Obesitas pada Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Gorontalo.
Harpreet K, Jagseer S, Manisha M, Khushdeep S, Ruchika G. Variations in the Peak Expiratory Flow Rate with Various Factors in a Population of Healthy Women of the Malwa Region of Punjab, India. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2013; 7(6): 1000-03.
Kemenkes RI. 2011. Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan dan Aktivitas Fisik untuk Mencegah Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2011. ISBN 978-602-235 037-8
Kravitz, 2007. Fitness Jurnal. University of New Mexico
Luciana C.M, Maria A.M, Ana C.N.C. 2014. Obesity and Lung Fuction: A Systematic Review. Einsten (Sao Paulo) 12 (1) 120-125.
Noni Eka J.W, Katrin Roosita. 2008. Aktivitas Fisik, Asupan Energi, dan Produktivitas Kerja Pria Dewasa; Studi Kasus di Perkebunan The Malabar PTPN VIII Bandung, Jawa Barat. Jurnal Gizi & Pangan. 3 (2): 71-78.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; 2013.
Rizaldy P. 1999. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kapasitas Vital Paru-paru Golongan Usia Muda. Bul. Penelit. Kesehat. 26 (1) 15-19.
Rochester DF, Enson Y. Current concepts in the pathogenesis of the obesity-hypoventilation syndrome: mechanical and circulatory factors. Am J Med 1974; 57:402-420.
Saraswathi I, Christy A, Saravanan A, Dr Prema S. Correlation of Obesity Indices with Peak Expiratory Flow Rate in Males and Females. IOSR Journal of Pharmacy.
Satriyani. 2015. Hubungan Obesitas Dengan Faal Paru Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1.
Subagyo, A. 2013. Arus Puncak Ekspirasi atau Peak Expiratory Flow (PEF). Media Informasi dan Konsultasi Kesehatan Respirasi. Diakses dari www. Klik paru.com/2013/07/arus-puncak-ekspirasi-atau peak.html.
WHO. 2010. Obesitas and Overweight. http//www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/.
Harpreet K, Jagseer S, Manisha M, Khushdeep S, Ruchika G. Variations in the Peak Expiratory Flow Rate with Various Factors in a Population of Healthy Women of the Malwa Region of Punjab, India. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2013; 7(6): 1000-03.
Kemenkes RI. 2011. Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan dan Aktivitas Fisik untuk Mencegah Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2011. ISBN 978-602-235 037-8
Kravitz, 2007. Fitness Jurnal. University of New Mexico
Luciana C.M, Maria A.M, Ana C.N.C. 2014. Obesity and Lung Fuction: A Systematic Review. Einsten (Sao Paulo) 12 (1) 120-125.
Noni Eka J.W, Katrin Roosita. 2008. Aktivitas Fisik, Asupan Energi, dan Produktivitas Kerja Pria Dewasa; Studi Kasus di Perkebunan The Malabar PTPN VIII Bandung, Jawa Barat. Jurnal Gizi & Pangan. 3 (2): 71-78.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; 2013.
Rizaldy P. 1999. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kapasitas Vital Paru-paru Golongan Usia Muda. Bul. Penelit. Kesehat. 26 (1) 15-19.
Rochester DF, Enson Y. Current concepts in the pathogenesis of the obesity-hypoventilation syndrome: mechanical and circulatory factors. Am J Med 1974; 57:402-420.
Saraswathi I, Christy A, Saravanan A, Dr Prema S. Correlation of Obesity Indices with Peak Expiratory Flow Rate in Males and Females. IOSR Journal of Pharmacy.
Satriyani. 2015. Hubungan Obesitas Dengan Faal Paru Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1.
Subagyo, A. 2013. Arus Puncak Ekspirasi atau Peak Expiratory Flow (PEF). Media Informasi dan Konsultasi Kesehatan Respirasi. Diakses dari www. Klik paru.com/2013/07/arus-puncak-ekspirasi-atau peak.html.
WHO. 2010. Obesitas and Overweight. http//www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/.
Downloads
Published
2017-08-06
How to Cite
Kinasih, A., Puspita, D. and Naftalione Efata Kristnanda (2017) “Hubungan Aktivitas Fisik dan Obesitas terhadap Peak Expiratory Flow pada Siswa SMAN 1 Candiroto Temanggung Jawa Tengah”, Indonesian Journal on Medical Science, 5(1). Available at: http://ejournal.poltekkesbhaktimulia.ac.id/index.php/ijms/article/view/126 (Accessed: 20 April 2025).
Issue
Section
Articles