Daya Anthelmintik Ekstrak Etanol Daun Andong (Cordyline Fruticosa) Terhadap Cacing Gelang Ayam (Ascardia Galli) Secara In Vitro
Abstrak
Abstract: Andong leaves (Cordyline fruticose) contain phenol compounds, flavonoids, saponins, tannins, sesquiterpenes, and triterpenoids. The content of these compounds is thought to kill worms. The number of chicken roundworms used was 8 worms per treatment group. In this study there were 1 negative control (0.1 ml DMSO + NaCl 0.9% solvent), 1 positive control (5 ml pyrantel pamoate + 0.1 ml DMSO + 0.9% Nacl solvent), and 10 series of dose dilution, 1 gram of ethanol extract of andong leaves + 0.1 ml DMSO and diluted with 0.9% NaCl, counted the number of chicken worms that died during 24 hours of treatment then calculated the percentage of death by probit analysis using SPSS 16.0 for windows to determine the LC50 value of andong leaf extract. This research uses maceration method with the weight of 24.83 gram thick extract and the obtained obtained is 12.415% w / w. The results of the control (+) worm death time for each group (8 tails) were 8 hours, for control (-) worm death time in each group (8 tails) which was 18 hours, the results of the dose dilution series showed that for a concentration of 100 mg / ml (initial dose) causes the highest percentage of worm deaths, for a concentration of 0.1953125 mg / ml causes the lowest percentage of worm deaths. It can be concluded that the higher concentration of extract can cause high number of deaths in worms. The results of this study were analyzed using SPSS 16.0 for windows showing the LC50 was 19,248 mg / ml.Keywords: Cordyline fruticosa, anthelmintic power test, in vitro method, Ascardia galli. Abstrak: Daun andong (Cordyline fruticosa) mengandung senyawa Fenol, Flavonoid, Saponin, Tanin, Seskuiterpen, dan Triterpenoid. Dari kandungan senyawa tersebut diduga dapat membunuh cacing. Jumlah cacing gelang ayam yang digunakan adalah 8 ekor cacing tiap kelompok perlakuan. Pada penelitian ini terdapat 1 kontrol negatif (0,1 ml pelarut DMSO + NaCl 0,9%), 1 kontrol positif (5ml pirantel pamoat + 0,1 ml pelarut DMSO + 0,9% Nacl), dan 10 seri pengenceran dosis, 1 gram ekstrak etanol daun andong+ 0,1 ml DMSO dan dilakukan pengenceran dengan NaCl 0,9%, menghitung jumlah cacing ayam yang mati selama 24 jam perlakuan kemudian dihitung persentase kematiannya dengan analisis probit menggunakan SPSS 16.0 for windows untuk menentukan nilai LC50 ekstrak daun andong. Penelitian ini menggunakan metode maserasi dengan berat ekstrak kental 24,83 gram dan randemen yang didapat yaitu 12,415 % b/b. Hasil penelitian dari kontrol (+) waktu kematian cacing setiap kelompok (8 ekor) yaitu 8 jam, untuk kontrol (-) waktu kematian cacing pada setiap kelompok (8 ekor) yaitu 18 jam, Hasil dari seri pengenceran dosis menunjukan bahwa untuk konsentrasi 100mg/ml (dosis awal) menyebabkan prosentasi kematian tertinggi pada cacing, untuk konsentrasi 0,1953125 mg/ml menyebabkan prosentase kematian cacing dengan angka terendah. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak dapat menyebabkan kematian dengan jumlah tinggi pada cacing. Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan SPSS 16.0 for windows  menunjukan LC50  adalah 19,248 mg/mlKata kunci : Cordyline fruticosa, uji daya anthelmintik, metode in vitro, Ascardia galli.Referensi
Agrawal, S. S. and V. K. Singh. 1999. Immunomodulators : A Review of Studies on Indian Medicinal Plants and Synthetic Peptides Part 1: Medicinal Plants. PINSA B65. Nos 3 & 4 179-204
Akoso, B. T. 1993. Manual Kesehatan Unggas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 107-109.
Astri A. 2014. Anthelmintik Infusa Daun Andong (Cordyline fructosa) Terhadap Cacing Gelang Ayam (Ascardia galli) Secara In Vitro. Jurnal. Yogyakarta. Fakultas Tekhnobiologi Program Studi Biologi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta : Puspa Swara. pp. iv.
Fahrimal, Y. dan R. Raflesia. 2002. Derajat Infestasi Nematoda Gastroinestinal pada Ayam Buras yang Dipelihara Secara Semi Intensif dan Tradisional.Journal of Medicine and Veterinary. 2(2): 114-118
Gunawan S.G., 2007. Farmakologi dan terapi. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pp. 210-31
Harbone,J.B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung : ITB Press
Suhartono. 2012. Farmakognosi kelas XI. Jakarta; Pilar Utama Mandiri.
Akoso, B. T. 1993. Manual Kesehatan Unggas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 107-109.
Astri A. 2014. Anthelmintik Infusa Daun Andong (Cordyline fructosa) Terhadap Cacing Gelang Ayam (Ascardia galli) Secara In Vitro. Jurnal. Yogyakarta. Fakultas Tekhnobiologi Program Studi Biologi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta : Puspa Swara. pp. iv.
Fahrimal, Y. dan R. Raflesia. 2002. Derajat Infestasi Nematoda Gastroinestinal pada Ayam Buras yang Dipelihara Secara Semi Intensif dan Tradisional.Journal of Medicine and Veterinary. 2(2): 114-118
Gunawan S.G., 2007. Farmakologi dan terapi. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pp. 210-31
Harbone,J.B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung : ITB Press
Suhartono. 2012. Farmakognosi kelas XI. Jakarta; Pilar Utama Mandiri.
Unduhan
Diterbitkan
2020-07-15
Cara Mengutip
Chabibah, U. dan Hastuti, S. (2020) “Daya Anthelmintik Ekstrak Etanol Daun Andong (Cordyline Fruticosa) Terhadap Cacing Gelang Ayam (Ascardia Galli) Secara In Vitro”, Indonesian Journal on Medical Science, 7(2). Tersedia pada: http://ejournal.poltekkesbhaktimulia.ac.id/index.php/ijms/article/view/230 (Diakses: 7 Desember 2024).
Terbitan
Bagian
Artikel