Skrining dan Edukasi Gangguan Pendengaran Pada Anak Sekolah

Penulis

  • Endang Martini Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Ari Probandari Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Dewi Pratiwi Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Sumardiyono Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak

Abstract: Hearing problems among children should be detected early because it will influence child’s speech ability development. Unlike the other disability, hearing disability in children is not clearly visible. Hearing disabilities in children can cause problems in language learning that then lead to disorders of social ability and emotional disorders. The purpose of this study was to describe the results of the examination of ear function among school children and to educate healthy behaviors in children. The research method used a descriptive observational study. Data of hearing loss was obtained by interviews. The screening of hearing lost was performed by Ear-Nose-Throat specialists. The subjects were elementary school children grade 1 in a public elementary school at Surakarta. The findings showed 80% of the students always perform diligent ear cleaning, 80% of them used cotton bud for ear cleaning, and 88% perceived none ear disorders. About 24% and 79% of the students had ear cerumen probe in the private and public elementary school respectively. The overall screening cerumen found in the ear canal by 33% of the total number of children examined. For education, the children followed a coloring contest image "clean and healthy living behavior".Keywords: Screening, Education, Hearing, School Children Abstrak: Gangguan fungsi pendengaran pada anak perlu dideteksi sedini mungkin mengingat peranan fungsi pendengaran sangat penting dalam proses perkembangan bicara. Berbeda dengan keadaan cacat tubuh yang lain, cacat dengar pada anak tidak terlihat dengan jelas. Cacat dengar pada anak dapat menyebabkan gangguan dalam berbahasa, baik untuk menerima maupun menyampaikan pesan yang selanjutnya mengakibatkan gangguan sosialisasi dan gangguan emosional. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan hasil pemeriksaan telinga pada anak-anak sekolah dan memberikan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat pada anak-anak. Metode penelitian menggunakan jenis observasional deskriptif dengan penyajian data secara kuantitatif. Data skrining gangguan pendengaran diperoleh dengan wawancara, sedangkan penilaian kesehatan telinga dilakukan pemeriksaan serumen pada liang telinga yang dilakukan oleh dokter spesialis THT-KL. Subjek sasaran anak SD kelas 1 yang dilakukan pada satu sekolah dasar negeri dan satu sekolah dasar swasta di Surakarta. Hasil observasi menunjukkan bahwa 80% subjek rajin membersihkan telinga, alat yang digunakan untuk membersihkan telinga 80% menggunakan cotton bud, dan sebelum pemeriksaan dilakukan 88% menyatakan tidak merasa ada gangguan telinga. Hasil pemeriksaan serumen liang telinga pada anak di SD swasta ditemukan 24% ada serumen, sedangkan pada anak di SD negeri ditemukan 79% ada serumen. Sedangkan skrining secara keseluruhan ditemukan serumen pada liang telinga sebesar 33% dari total anak yang diperiksa. Untuk edukasi, anak-anak mengikuti lomba mewarnai gambar “perilaku hidup bersih dan sehatâ€. Kata Kunci: Skrining, Edukasi, Gangguan Pendengaran, Anak Sekolah

Referensi

Al-Maqassary A., 2013. Gejala Serumen Obturans dan Perilaku Penderita Terhadap Membersihkan Telinga di Poliklinik Tht Rsud Raden Mattaher Jambi. Kode Jurnal: jpkedokterandd130017. http://www.e-jurnal.com/2014/10/gejala-serumen-obturans-dan-perilaku.html.
Annisakarnadi, 2014. Otitis Media Akut (Radang Telinga Tengah). https://duniasehat.net/ 2014/03/21/otitis-media-akut-radang-telinga-tengah/. Posted March 21.2014
Azwar, 2013. Deteksi Dini Gangguan Pendengaran Pada Anak. JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 13 Nomor 1 April 2013
Bawelle A, Jusuf H, Pateda M, 2014. Gangguan Pendengaran di Kawasan Kebisingan Tingkat Tinggi (Suatu Kasus pada Anak SDN 7 Tibawa). http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/ article/download/10543/10422.
Husein H, 2011. Kesehatan Telinga Dan Pendengaran Pada Murid SD/MI Kelas IV, V, VI di Desa Sebani, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Artikel Penelitian. http://penelitian.unair.ac.id/artikel_dosen_KESEHATAN%20TELINGA%20DAN%20PENDENGARAN%20PADA%20MURID%20SD/MI%20KELAS%20IV,%20V,%20VI%20DI%20DESA%20SEBANI,%20KECAMATAN%20SUMOBIT_395_2606.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Telinga Sehat Pendengaran Baik. http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=840 (diakses pada 15 Februari 2016).
Rosy V., 2013. Gejala Serumen Obturans dan Perilaku Penderita Terhadap Membersihkan Telinga di Poliklinik THT RSUD Raden Mattaher Jambi. THE JAMBI MEDICAL JOURNAL Vol 1, No 1 (2013). http://online-journal.unja.ac.id/index.php/kedokteran/article/view/991.
Santoso HA, 2008. Early Detection on Cochlear Impairment Based on Otoacoustic Emissions on Neonatus. Media Jurnal THT – KL Volume: 1 - No. 2 Terbit: 5—2008.
Sari SNL, Memy YD, Ghanie A, 2015. Angka Kejadian Delayed Speech Disertai Gangguan Pendengaran pada Anak yang Menjalani Pemeriksaan Pendengaran di Bagian Neurootologi IKTHT-KL RSUP Dr.Moh. Hoesin. JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 121-127.
Willisari E, Setiawati Y., 2014. Aspek Psikiatri Gangguan Pendengaran Pada Anak. Jurnal Psikiatri Surabaya, ISSN 2355-2409, Vol. 3 / No. 2 / Published : 2014-08, TOC : 6, and page :65 – 77. http://journal.unair.ac.id/aspek-psikiatri-gangguan-pendengaran-pada-anak-article-10261-media-69-category-3.html
World Health Organization, 2015. Deafness and Hearing Loss. http://www.who.int/mediacentre/ factsheets/fs300/en/ (diakses pada 15 Februari 2016).

Diterbitkan

2017-01-13

Cara Mengutip

Martini, E. (2017) “Skrining dan Edukasi Gangguan Pendengaran Pada Anak Sekolah”, Indonesian Journal on Medical Science, 4(1). Tersedia pada: https://ejournal.poltekkesbhaktimulia.ac.id/index.php/ijms/article/view/103 (Diakses: 4 Maret 2025).

Terbitan

Bagian

Artikel