Isolasi dan Identifikasi Jamur Penyebab Onikomikosis pada Petani di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah

Penulis

  • Anggraeni Sih Prabandari Politeknik Santo Paulus Surakarta
  • Fredericus Pramonodjati Politeknik Santo Paulus Surakarta
  • Ajeng Novita Sari Politeknik Santo Paulus Surakarta
  • Agatha Dinda Ayu Cahyaningtias Politeknik Santo Paulus Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.55181/ijms.v11i1.470

Kata Kunci:

onikomikosis, kuku kaki, petani, dermatofita

Abstrak

Petani rentan terinfeksi dermatofita karena kesehariannya kontak dengan tanah yang merupakan habitat kapang. Onikomikosis (tinea unguium) merupakan penyakit kuku tangan dan kuku kaki akibat dermatofita. Meskipun tidak menyebabkan kematian, namun penyakit ini dapat menurunkan produktivitas penderitanya. Personal hygiene, penggunaan alat pelindung diri dan lama menjadi petani, erat hubungannya dengan kejadian Onikomikosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies kapang penyebab onikomikosis. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian berjumlah 24 orang petani padi di Desa Mayang Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara, observasi dan pemeriksaan kuku. Onikomikosis dilihat berdasarkan perubahan struktur dan warna pada kuku tangan dan kuku kaki. Kuku yang terinfeksi diambil dan diperiksa secara mikroskopis. Spesimen selanjutnya dikultur pada media Saboraoud Dextrose Agar (SDA). Koloni yang tumbuh diidentifikasi secara makroskopis dengan melihat morfologi dan ciri koloni serta diperiksa secara mikroskopis dengan pewarnaan Lactophenol Cotton Blue (LCBP). Hasil penelitian ditemukan dua jenis jamur dermatofita dan non dermatofita. Infeksi onikomikosis didominasi oleh jamur dermatofita dengan prevalensi sebesar 63% (15/24), sedangkan tingkat infeksi jamur non dermatofita sebesar 37% (9/24). Spesies dermatofita yang menginfeksi yaitu Trichopyton rubrum (33%) dan Trichopyton mentagophytes (29%). Sedangkan jamur non dermatofita yang ditemukan yaitu Aspergilus fumigatus (17%) dan Aspergilus niger (21%).  

Referensi

Adiguna, M.S. 2019. Onychomycosis Overview. Prosiding Seminar Antiaging and Aesthetic Medicine. Bandung: Universitas Padjajaran.

Amalia, R., Nurmansyah, D., dan Rifqoh, R., 2016. Hubungan Personal Hygiene Terhadap Infeksi Tinea unguium pada Kuku Kaki Petani Panggarap Sawah di Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Amuntai Tengah. Jurnal Ergasterio. 5(2), pp: 31-38.

Setianingsih, I., Arianti, D. C., & Fadilly, A. 2015. Prevalensi, Agen Penyebab, dan Analisis Faktor Risiko Infeksi Tinea unguium pada Peternak Babi di Kecamatan Tanah Siang, Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (BUSKI), 5 (3). pp: 155-161

Badan Pusat Statistik. 2013. Kecamatan Gatak dalam Angka. Sukoharjo : Badan Pusat Statistik.

Bodman, M.A. and Krishnamurthy, K. 2023. Onychomycosis. New Delhi: StatPearls Publishing.

Cahyati, N. 2022. Identifikasi Onikomikosis pada Petani di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. KTI. Bandung. Poltekkes Kemenkes Bandung.

Elewski, B.E. and Tosti, A. 2015. Risk Factor and Comorbidities for Onychomycosis. J. Clin.Aesthetic Dermatology. 8(11).pp: 38-42.

Firmansyah, D.M. 2016. Identifikasi Dermatofita pada Sela-sela Jari Kaki Petani di Desa Margaluyu Kecamatan Pangalengan. KTI. Bandung. Poltekkes Kemenkes Bandung.

Firth, J., Conlon, F., and Cox, T. Oxford Textbook on Medicine 6 th ed. New York: Oxford University Press.

Gupta, A.K., Hall, D.C., Cooper, E.A, and Ghannoum. 2022. Diagnosis Onychomycosis: What’s New?. J.Fungi, 8(5). pp: 464-470.

Hayati, I., dan Marselina, R. 2020 Prevalensi Onikomikosis pada Petani Sawah di Kecamatan Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan. ANJANI Journal, 1(2). pp: 49-53.

Latifah, I dan Setiawan, N. 2019. Identifikasi Jamur Dermatofita Penyebab Tinea Unguium pada Kuku Kaki Petani Kelapa Sawit berdasarkan Penggunaan Alas Kaki di Desa Pauh Menang Kecamatan Pamenang Kabupaten Merangin Jambi. Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, 5(2). Pp: 189-197.

Lee, W.J., Kim, S.L., Jang, Y.H., Lee, S.J., Kim, D.W. Bang, Y.J. and Jun, J.B. 2015. Increasing Prevalence of Trichophyton rubrum Identified through an Analysis of 155.846 Cases Over the Last 37 Years. J. Korean Med Sci. 30(5). Pp: 639-643.

Manalu, Y.P. 2020. Identifikasi Jamur pada Kuku Petani. KTI. Medan. Poltekkes Kemenkes Medan.

Mayumi, N.K.S, Habibah, N. dan Suyasa, I.N.G. 2023. Identifikasi Jamur penyebab Onikomikosis pada Pedagang Daging Ayam di Pasar Tradisional. Jurnal Sains dan Teknologi. 12(1). Pp:190-199.

Mufliha, M. 2018. Identifikasi Jamur Penyebab Onikomikosis pada Petani di Desa Banjarangsana Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. KTI. Bandung. Poltekkes Kemenkes Bandung.

Nugroho, S.A. 2013. Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Dermatomikosis Superfisial. Dalam: Bramono, K., Suyoso, S., Indriatni, W., Ramali, L.M., Widaty, S. dan Ervianti, E. Dermatomikosis Superfisialis: Pedoman untuk Dokter dan Mahasiswa Kedokteran. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Nurfadilah, A., Hermansyah, H., Karneli, K., dan Refai, R. 2021. Gambaran Keberadaan Tinea Unguium pada Kuku Kaki Petani di Kelurahan Sungai Selincah Kecamatan Kalidoni Kota Palembang Tahun 2021. Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical Science. 1(1). Pp: 37-48.

Nurhidayah, A., Dhanti, K.R., dan Supriyadi, S. 2021. Identifikasi Jamur Patogen Penyebab Dermatofitosis pada Jari Kaki Petani di Desa Bojongsari Banyumas. Jurnal Labora Medica, 5(1). Pp: 8-17

Westerberg, D.P., and Voyack, M. 2013. Onychomychosis: Current Trends in Diagnosis and Treatment. American Family Physician. 88(11). Pp: 762-770.

Wulandari, A. 2018. Screening Jamur Penyebab Penyakit dermatofitosis. KTI. Surabaya. Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

Zakiyah, A. 2021. Gambaran Keberadaan Jamur Dermatophyta pada Kuku Kaki Petani Padi di Desa Marga Cinta Kecamatan Belitang Madang Raya Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2020. KTI. Palembang. Poltekkes Kemenkes Palembang.

Adiguna, M.S. 2019. Onychomycosis Overview. Prosiding Seminar Antiaging and Aesthetic Medicine. Bandung: Universitas Padjajaran.

Amalia, R., Nurmansyah, D., dan Rifqoh, R., 2016. Hubungan Personal Hygiene Terhadap Infeksi Tinea unguium pada Kuku Kaki Petani Panggarap Sawah di Kelurahan Kebun Sari Kecamatan Amuntai Tengah. Jurnal Ergasterio. 5(2), pp: 31-38.

Setianingsih, I., Arianti, D. C., & Fadilly, A. 2015. Prevalensi, Agen Penyebab, dan Analisis Faktor Risiko Infeksi Tinea unguium pada Peternak Babi di Kecamatan Tanah Siang, Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (BUSKI), 5 (3). pp: 155-161

Badan Pusat Statistik. 2013. Kecamatan Gatak dalam Angka. Sukoharjo : Badan Pusat Statistik.

Bodman, M.A. and Krishnamurthy, K. 2023. Onychomycosis. New Delhi: StatPearls Publishing.

Cahyati, N. 2022. Identifikasi Onikomikosis pada Petani di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. KTI. Bandung. Poltekkes Kemenkes Bandung.

Elewski, B.E. and Tosti, A. 2015. Risk Factor and Comorbidities for Onychomycosis. J. Clin.Aesthetic Dermatology. 8(11).pp: 38-42.

Firmansyah, D.M. 2016. Identifikasi Dermatofita pada Sela-sela Jari Kaki Petani di Desa Margaluyu Kecamatan Pangalengan. KTI. Bandung. Poltekkes Kemenkes Bandung.

Firth, J., Conlon, F., and Cox, T. Oxford Textbook on Medicine 6 th ed. New York: Oxford University Press.

Gupta, A.K., Hall, D.C., Cooper, E.A, and Ghannoum. 2022. Diagnosis Onychomycosis: What’s New?. J.Fungi, 8(5). pp: 464-470.

Hayati, I., dan Marselina, R. 2020 Prevalensi Onikomikosis pada Petani Sawah di Kecamatan Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan. ANJANI Journal, 1(2). pp: 49-53.

Latifah, I dan Setiawan, N. 2019. Identifikasi Jamur Dermatofita Penyebab Tinea Unguium pada Kuku Kaki Petani Kelapa Sawit berdasarkan Penggunaan Alas Kaki di Desa Pauh Menang Kecamatan Pamenang Kabupaten Merangin Jambi. Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, 5(2). Pp: 189-197.

Lee, W.J., Kim, S.L., Jang, Y.H., Lee, S.J., Kim, D.W. Bang, Y.J. and Jun, J.B. 2015. Increasing Prevalence of Trichophyton rubrum Identified through an Analysis of 155.846 Cases Over the Last 37 Years. J. Korean Med Sci. 30(5). Pp: 639-643.

Manalu, Y.P. 2020. Identifikasi Jamur pada Kuku Petani. KTI. Medan. Poltekkes Kemenkes Medan.

Mayumi, N.K.S, Habibah, N. dan Suyasa, I.N.G. 2023. Identifikasi Jamur penyebab Onikomikosis pada Pedagang Daging Ayam di Pasar Tradisional. Jurnal Sains dan Teknologi. 12(1). Pp:190-199.

Mufliha, M. 2018. Identifikasi Jamur Penyebab Onikomikosis pada Petani di Desa Banjarangsana Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. KTI. Bandung. Poltekkes Kemenkes Bandung.

Nugroho, S.A. 2013. Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Dermatomikosis Superfisial. Dalam: Bramono, K., Suyoso, S., Indriatni, W., Ramali, L.M., Widaty, S. dan Ervianti, E. Dermatomikosis Superfisialis: Pedoman untuk Dokter dan Mahasiswa Kedokteran. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Nurfadilah, A., Hermansyah, H., Karneli, K., dan Refai, R. 2021. Gambaran Keberadaan Tinea Unguium pada Kuku Kaki Petani di Kelurahan Sungai Selincah Kecamatan Kalidoni Kota Palembang Tahun 2021. Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical Science. 1(1). Pp: 37-48.

Nurhidayah, A., Dhanti, K.R., dan Supriyadi, S. 2021. Identifikasi Jamur Patogen Penyebab Dermatofitosis pada Jari Kaki Petani di Desa Bojongsari Banyumas. Jurnal Labora Medica, 5(1). Pp: 8-17

Westerberg, D.P., and Voyack, M. 2013. Onychomychosis: Current Trends in Diagnosis and Treatment. American Family Physician. 88(11). Pp: 762-770.

Wulandari, A. 2018. Screening Jamur Penyebab Penyakit dermatofitosis. KTI. Surabaya. Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

Zakiyah, A. 2021. Gambaran Keberadaan Jamur Dermatophyta pada Kuku Kaki Petani Padi di Desa Marga Cinta Kecamatan Belitang Madang Raya Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2020. KTI. Palembang. Poltekkes Kemenkes Palembang.

Unduhan

Diterbitkan

2024-01-31

Cara Mengutip

Prabandari, A. S. (2024) “Isolasi dan Identifikasi Jamur Penyebab Onikomikosis pada Petani di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah”, Indonesian Journal on Medical Science, 11(1). doi: 10.55181/ijms.v11i1.470.

Terbitan

Bagian

Artikel