Hubungan Polifarmasi dan Potensi Interaksi Obat Ranitidin Pasen Rawat Inap di RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo

Penulis

  • Puji Lestari Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia
  • Sri Saptuti Wahyuningsih Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia

DOI:

https://doi.org/10.55181/ijms.v8i1.254

Kata Kunci:

Polifarmasi, Interaksi Obat, Ranitidin

Abstrak

Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait obat (drug related problem) yang dapat mempengaruhi outcome klinis pasien, dengan meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam pengobatan saat ini dan kecenderungan terjadinya praktik polifarmasi, maka kemungkinan terjadinya interaksi obat semakin besar. Hasil study pendahuluan yang dilakukan di RSUD Ir.Soekarno Sukoharjo, pada tahun 2019 tercatat sebanyak 11.432 kasus pasien rawat inap, dengan jumlah pasien dewasa (Menurut Depkes RI, 2009 orang berusia 26-45 tahun) sebanyak 2.044 orang. Jumlah kasus tersebut diketahui sediaan ranitidin banyak diberikan kepada pasien dewasa rawat inap.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan polifarmasi dan potensi interaksi obat ranitidin pada pasien rawat inap di RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non eksperimental secara deskriptif analitik menggunakan desain studi retrospektif. Populasi penelitian adalah seluruh lembar resep pasien rawat inap di RSUD Ir.Soekarno Sukoharjo periode Oktober - Desember 2019 yang mendapat sediaan ranitidin.  Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Simple random sampling. Variabel penelitian yaitu polifarmasi dan potensi interaksi obat ranitidin. Insrtumen penelitian berupa checklist dan aplikasi drugs.com. Analisis data menggunakan metode uji Chi-Square. Menunjukkan tidak ada hubungan antara polifarmasi dan potensi interaksi obat ranitidin pada pasien rawat inap di RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo dengan nilai p = 0,568 dan r = 0,68.

Referensi

Akbar, M., Ardana, M., Kuncoro, H. 2018. Analisis Minimalisasi Biaya (Cost-Minimization Analysis) Pasien Gastritis Rawat Inap do RSUD Abdul Wahab Sjahtranie Samarinda.Mulawarman Pharmaceuticals Conferences. Vol 7 (2018): 4-8 http://prosiding.farmasi.unmul.ac.id/index.php/mpc/article/view/285/27.Diakses 29 Januari 2020.

Ariefiany, D., Hassan, A.H., Dewayani, B.M., Yantisetiasti, A. 2014. Analisis Gambaran Hispatologi Gastritis Kronik dengan dan Tanpa Bakteri H.pylori Menurut Sistem Sidney. Majalah Patologi Volume 23 Nomor 2.

Badan Pengawas Obat dan Makanan.2008. Informatorium obat nasional Indonesia.Jakarta: BPOM RI, Koperkom CV Agung Seto.

Dipiro, J.T, Robert, L.T, Gary, C.Y, Gary, R.M., Barbara, G.W, Michael Posey. 2008.Pharmacotherapy; A pathophysiological approach. Seventh Edition. Mc Graw Hill Companie.

Herdaningsih, Sulastri., Muhtadi, Ahmad., Lestari, Keri., Annisa, Nurul. 2016. Potential of Drug-Drug Interaction in Polypharmacy Prescription: Retrospective Study on aDrugstore in Bandung. IndonesianJournal of Clinical Pharmacy5(4) : 288-292. doi:10.15416/ijcp.2016.5.4.288. Diakses 11 Desember 2019.

Herman, R.B. 2004. Fisiologi Pencernaan Untuk Kedokteran. Padang: Andalas University Press.

Kementrian Kesehatan RI. 2016. Permenkes RI No. 72 Tahun 2016: 3-59. https://www.kemhan.go.id/itjen/wp-content/uploads/2017/03/bn49-2017.pdf. Diakses 29 Januari 2020.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72, 2016, Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

Prakoso, B., Rinza., Mutmainah, N. 2016. Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Gangguan Lambung(Dispepsia, Gastritis, Tukak Peptik) Rawat Inap Di Rumah Sakit Keluarga Sehat Pati Tahun 2015. Electronic Theses and Dissertations Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/46251/1/6. diakses 13 Desember 2019.

Sari,A., Wahyono, D., Raharjo,B. 2012. Identifikasi Potensi Interaksi Obat PadaPasien Rawat Inap Penyakit Dalam Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Metode ObservasionalRetrospektif Periode November 2009 -Januari 2010. Jurnal Ilmiah Kefarmasian 2 (2): 196-197.

Satibi. 2015. Manajemen Obat Rumah Sakit. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sitti I. Yanhil, Barry I. Kambey, Harold F. Tambajong. 2016. Perbandingan Antara Ondansetron 4 Mg Iv Dan Deksametason 5 Mg Iv Dalam Mencegah Mual-Muntah Pada Pasien Laparotomi Dengan Anestesia Umum. Jurnal E-Clinic (ECL). Vol 4 No 2. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/14559. Diakses 4 Juli 2020.

Song. 2015. Proton-Pomp Inhibitors For Prevention Of Upper Gastrointestinal Bleeding In Patient Undergoing Dialysis. World journal Gastroenterology Volume 21 : 16.

Sunaryo, 2006. Psikologi Untuk Keperawatan. EGC. Jakarta.

Tan Hoan Tjay, D., & Kirana Rahardja, D. (2007). Obat-Obat Penting (6th ed.). Jakarta.

William, L dan Wilkins, 2010, Atlas of Pathophysilogy Third Edition, Anataomical Chart Company, Philadelpia

Sakti, Y.B.H & Budi, M.H.K. 2016. Perbandingan Antara Pemberian Ondansetron Dengan Pemberian Metoklopramid Untuk Mengatasi Mual Dan Muntah Paska Laparatomi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. Sainteks. Volume XIII No 1, Maret 2016 :32-31. http://www.jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/SAINTEKS/article/view/1493/1331. Diakses 4 Juli 2020.

Wardani, Amahdy, Dahlan. 2016. Gambaran Terapi Kombinasi Ranitidin dengan Sucralfat dan Ranitidin dengan Antasida dalam Pengobatan Gastritis di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Mochtar Bukittinggi. Jurnal Farmasi Hlgeal. Volume 8:1.

Diterbitkan

2021-01-15

Cara Mengutip

Lestari, P. dan Wahyuningsih, S. S. (2021) “Hubungan Polifarmasi dan Potensi Interaksi Obat Ranitidin Pasen Rawat Inap di RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo”, Indonesian Journal on Medical Science, 8(1). doi: 10.55181/ijms.v8i1.254.

Terbitan

Bagian

Artikel